Breaking News
Loading...
Thursday, 13 March 2014

Museum Bahari: Preservasi Kebudayaan Maritim Indonesia

Ulasan Umum

Masih ingat lagu: “Nenek moyangku seorang pelaut, gemar mengarung luas samudra; Menerjang ombak tiada takut,menempuh badai sudah biasa”? Untuk mengenang kejayaan maritim Indonesia, Museum Bahari menampilkan koleksi benda-benda yang memiliki hubungan dengan kelautan bangsa Indonesia, mulai dari Sabang hingga Merauke. Bertempat di seberang Pelabuhan Sunda Kelapa, tepatnya di jalan Pasar Ikan Jakarta Utara dan menghadap ke Teluk Jakarta, Museum Bahari menawarkan Anda untuk lebih dekat dengan sejarah kelautan Indonesia.

Museum Bahari (sumber: thefamilytravelblog.com)

Akomodasi

Terletak di bagian ibu kota Jakarta, ada banyak opsi untuk penginapan yang bisa Anda pilih, termasuk hotel berbintang yang nyaman dan menyajikan keramahan yang mengesankan.

Tips
Jika Anda ingin berkunjung ke museum ini, tempat terbuka dari jam 09.00 - 15.00 WIB, dari hari Selasa sampai Minggu. Di hari libur sekolah, museum ini terbuka bagi Anda yang ingin membawa buah hati untuk lebih mengenal sejarah Indonesia dari dekat. Tiket yang harus Anda bayar hanya 2.000 rupiah saja perorangan.

Transportasi

Kunjungi museum ini dengan menggunakan kendaraan, Transjakarta, atau taksi. Jika Anda memilik untuk menggunakan Transjakarta, turunlah di halte Stasiun Koja dan lanjutkan perjalanan Anda dengan menggunakan mikrolet, sepeda ontel, bajaj, atau juga berjalan kaki.

Kegiatan

Gedung ini pada awalnya dibangun sebagai gudang penyimpanan rempah-rempah dan hasil bumi oleh Kongsi Dagang Belanda (VOC), secara bertahap sejak 1652 hingga 1759. Kemudian pada tahun 1976, kompleks bangunan ini terdiri atas dua bagian, sisi barat yang disebut Gudang Barat (Westzijdsch Pakhueizen) dan Gudang Timur (Oosjzijdsch Pakhuizen) itu, diserahkan untuk Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Dipamerkan banyak benda peninggalan VOC di museum ini, termasuk lukisan, foto-foto, alat navigasi, serta benda lainnya yang berhubungan dengan kelautan Indonesia. Di samping itu, juga terdapat replika beberapa perahu lama yang bisa dilihat, termasuk replika perahu lancang kuning, perahu mayang, perahu pinisi, dan kapal modern.



Salah satu perahu yang ditampilkan dalam museum (sumber: museum-bahari.blogspot.com)
Di bangunan lain juga ada berbagai model perahu tradisional yang terbuat dalam ukuran aslinya. Ada pula Cadik Nusantara, perahu bercadik yang digunakan oleh Pemuda Pelopor Effendy Soleman yang mencoba berlayar seorang diri menempuh jarak Jakarta - Brunei Darussalam pergi-pulang. Pentingnya laut bagi perekonomian Indonesia di zaman nenek moyang digambarkan dalam museum ini. (IMS)

0 comments:

Post a Comment

Quick Message
Press Esc to close
Copyright © 2014 Jelajah Tempat Wisata All Right Reserved